Rabu, 02 Januari 2019

Laporan Pertanggung Jawaban






Sampang dan kita,
adalah musim yang tak terbaca.
Hujan meluruhkan jumpa, membanjirkan kata dan bahasa,
tanpa sempat diminta maupun dibaca.
Menumbangkan doa kita diantara mega dan sukma.
Menahan kita, diantara rahasia dan dosa.

Sampang dan kita,
menerka segala bahaya dalam siksa raga.
Membiarkan malam mengiris waktu,
sedangkan rindu berlarian mencari pisau, dan berebut menyebut dirinya yang paling tajam.
Mungkin rindu terlalu bosan menahan diri, ia butuh bunuh diri.
Agar takdir menyadari ketidakadaannya;
barangkali sudi membacakan ayat-ayat suci di setiap jengkal kepulangannya.

Sampang dan kita adalah selamat tinggal.
Di pagi buta, kita mengemas memori itu dan menatanya di dalam koper.
Nanti ketika kita sudah di Surabaya, memori itu kita pilah;
mana yang harus kita buang, mana yang harus kita simpan dalam lemari.

Sampang dan kita adalah tanda titik.
—Untuk Sampang atas 25 hari yang berarti—




Tidak ada komentar:

Posting Komentar