![]() |
Hubungan batin antara seorang ibu dan anak adalah keharusan, lalu bagaimana hubungan batin antara seorang nenek dengan cucunya? Sebuah kompleksitas. Tidak ada yang istimewa antara hubunganku dengan mbah, beliau adalah nenek. Melindungi saya saat dimarahi, menjaga saya saat orang tua saya bekerja, dan memberiku ruang untuk berimajinasi. Beliau melakukannya selama 20 tahun, tanpa henti.
Awalnya saya biasa saja, tidak merasa ada benang dalam hubungan ini. Namun, 367 hari berlalu tanpa kehadiran mbah. Dan saya mulai merasa ada ruang kosong dalam tubuh saya. Ada mata yang menatap saya dalam diam. Ada suara yang membisiki dalam hening. Dan ada telinga yang mendengarkan dalam gelap. Ada kehidupan dalam kekosongan ini. Saya yakin, mbah hidupp dalam kekosongan itu.
Sewaktu kecil, saya selalu senang kalo mbah ke Caruban. Ingat, mbah selalu datang dengan tangan penuh dari Surabaya. Entah itu boneka, payung, atau mungkin mainan. Mbah di Caruban adalah definisi dari kebahagiaan bagi saya dan kedua mas saya. Mbah selalu membiarkan saya kami tenda-tendaan dengan selimut dan kursi, bermain rumah-rumahan dengan kardus kulkas, sepedahan di teras rumah, menjadikan tembok rumah sebagai buku gambar raksasa kami, bahkan membiarkan kami berenang di sungai depan rumah. Ah... Saya bersyukur masa kecil saya begitu menakjubkan saat itu.
Mbah, saya selalu ingat lontong balap, cah kangkung dan dadar jagung buatan mbah. Sehebat apapun ibu memasak mereka, buatan mbah selalu terbaik. Saya juga rindu masakah eksperimen mbah. Wortel bentuk bunga mbah, dan bunga kol yang mbah bentuk seperti petir.
Mbah, saya masih ingat ketika mbah pulang haji dan memberi saya sajadah ungu sambil berkata, "Mbak, ini sajadahnya buat mbak. Ini sajadah selalu mbah pakai selama di Mekkah. Jgn lupa sholat. Nurut sama Ibumu ya? Jgn gerundul kalo Ibumu ngomel."
Mbah, saya ingat dulu saya sempat gerundul waktu jaga mbah di RS. Maaf ya mbah, soalnya pas itu barengan sama UAS :(
Mbah, tabloid Nova favorit mbah masih terbit, masih suka bahas gosip-gosip artis Indonesia. Masih ada halaman resep yang suka mbah komentari karena list bumbunya masih kurang lengkap. Masih ada halaman kisah-kisah pilu di halaman terahkirnya. Oh iya, serial India favorit mbah juga masih tayang. Sekarang, malah Ibu yang suka nonton. Sampai remotenya dikempit gak boleh ganti channel wkwkwk padahal dulu ibu adalah penggemar drama korea garis keras :))))
Mbah,
saya masih ingat subuh saat itu ada subuh paling tidak masuk akal dalam
hidupku. Dan saya selalu takut memegang ponsel ketika adzan subuh, saya takut ada kabar buruk datang. Tapi, mbah gak pamit ke saya :") Saya ingat betul, saat itu saya tidur di kos
teman yang mana malamnya saya masih sempat ngakak seru nonton Dangdut
Academy. Mbah pergi gitu aja, disaat semua berekspektasi mbah pasti
sembuh. Mbah memilih menerima ajakan Tuhan untuk melintasi dimensi ruang tanpa pernah pulang. Mbah, saya belum sempat wisuda dan menikah :)
Mbah, saya sadar sekarang. Selama ini, kita sedekat itu. Cinta itu hadir seirama langkah kita menata masa depan. Mbah, saya akan lebih rajin menengokmu. Saya tahu, mbah masih suka memperhatikan saya. Dari tempat yang masih sulit aku temukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar